HASDUK
BERPOLA:“Kemah Pramuka Waktu SD”
Pertama kali saya
liat poster “Film Hasduk Berpola” saya kaget kok Hasduknya ada pola
barbienya,,??? Padahal itukan melambangkan bendera Merah Putih bendera
Kebangsaan, itu sama saja menghina dalam pikiranku berkata, saya benar-benar
penasaran segera ingin tahu apa maksut dari Film Hasduk Berpola tersebut, dan
pada akhirnya kemaren pada tanggal 2 Maret 2013 saya mendapatkan kesempatan
untuk melihat secara langsung dan bisa bertemu para pemain Film Hasduk Berpola
dan Sutradaranya Harriz Nizam (yang juga menyutradarai Film "Surat Kecil
Untuk Tuhan"), ternyata sangat luar biasa Filmnya saya sempat meneteskan
air mata karna terharu, semangat rasa Nasionalismenya yang luar biasa pokoknya
top markotop jos gandos,,,,aku bangga menjadi anak Pramuka. Film Hasduk Berpola
bisa menunjukkan kemasyarakat bahwa anak pramuka tidak hanya bisanya menyanyi
dan tepuk saja, tetapi jauh didalam diri anak Pramuka terdapat rasa
Nasionalisme, yang menghargai jasa para Pahlawan yang telah memperjuangkan
dengan segenap jiwa raga yang tak takut mati.
Film itu mengingatkan saya waktu
masih bersekolah di Gugus Depan SD
Negeri 1 Belun Kec. Temayang Kab. Bojonegoro, seperti biasa pada waktu hari
Jum’at di Sekolahku ada extra kurikuler Pramuka, dulu waktu saya masih duduk
dikelas 5 SD pada tahun 2004 yang mengajar kami atau yang membina kami adalah
Kak Dumairi, Kak Rofik, Kak Cicik dan Kak Ririn, oya sebelumnya perkenalkan
dulu nama saya Donny Adi Hermawan sekarang biasa dipanggil Kak Donny tetapi waktu
SD dulu biasa dipanggil Mawan karena saya adalah anak kembar bersaudara,
saudara saya bernama Donny Adi Hertanto, okkeeyyy… aku lanjut lagi ceritanya…
Dimusim liburan sekolah Semester 1
sekolahku mengadakan Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI) kata kakak Pembina. Kami
diharuskan ikut semua dan kami bisa ikut PERSAMI dengan membayar Administrasi
sebesar Rp.5000,- yang kemudian akan dikembalikan dalam bentuk buku kegiatan,
ID Card dan Camilan, dengan syarat uang yang digunakan untuk membayar harus
hasil jiri payah sendiri tidak boleh meminta orang tua entah bagaimana caranya
yang penting uang halal bukan hasil mencuri ataupun mencopet begitu jelasnya
kata kakak Pembina. Saya berfikir dari mana kami bissa mendapatkan uang segitu
sedangkan saya masih anak SD, dan kami beri batas waktu 2 minggu untuk
membayar.
Akhirnya demi mengikuti PERSAMI
apapun aku lakukan, aku dan teman-teman ku main mencari barang bekas atau
rongso’an, wadah bekas pasta gigi, botol-botol plastic dan lain-lain saya
kumpulkan sedikit demi sedikit kemudian saya jual kepada pengepul, ternyata hanya
dapat uang Rp.1000,- padahal itu butuh waktu 5 hari untuk mengumpulkan barang
bekas tersebut, jauh dari cukup untuk membayar kegiatan Persami, waktu tinggal
9 hari uang yang ku dapt baru Rp.1000,- saya tambah dengan tabungan uang saku
ku selama 4 hari Rp.400,- jadi totalnya baru Rp.1400,- karna uang saku saya
dulu Cuma Rp.100,- jadi disekolah pun saya relakan tidak jajan. Sembilan
haripun terasa cepat karena disamping pagi saya harus sekolah saya juga harus
membantu orang tua karna orang tua saya adalah seorang petani, tetapi aku
sempatkanmencari rumput untuk pakan ternak tetanggaku, setiap karung saya
dikasih upah Rp.500,- jadi setiap sore
selama 8 hari yang tiap sorenya saya mencari rumput, Alhamdulillah saya
mendapatkan uang Rp.4000,-hari jum’at pun dating lagi diwaktu 2 minggu yang
diberi oleh Pembina akhirnya saya dapat membayar untuk mengikuti kegiatan
PERSAMI sekarang uang ku yang sudah terkumpul Rp.5400,- dan ada lebihan yang
saya gunakan untuk saku.
Perkemahanpun dilaksanakan tepat
pada hari sabtu disaat liburan sekolah di Bumi Perkemahan Kedung Sumber
Temayang, selain pada malam minggunya diadakan Upacara Api Unggun yang disitu
kami bergembira bernyanyi bersama dan setelah kami disuruh istirahat sebentar
kira-kira 1 jam kami semua dibangunkan ternyata disekitar jam 1 pagi yang masih
sangat gelap itu jadwalnya adalah renungan, disaat renungan semua anak terdiam didalam
kesunyian malam dan dinginnya kabut, yang terdengar hanya suara kakak Pembina dan
suara jangkrik dan binatang hutan, semakin lama keheningan pun berubah menjadi
suasana yang penuh dengan tangisan mendengar dan menghayati setiap kata dari
kakak Pembina, kemudian pagipun datang sang surya mulai menerobos kabut-kabut
tipis, sekitar jam 8 pagi hari minggu itu setelah sarapan dan lain-lain
jadwalnya adalah Penjelajahan kami diberangkatkan per regu, regu saya bagian
berangkat terakhir. Ternyata setelah melewati pos 1 yang penuh dengan rintangan
kami ke pos 2, kemudian melanjutkan lagi ke pos 3, dalam perjalan ke pos 3 kami
harus melewati sungai dan hutan dan kami juga harus mengikuti jalan yang ada
dipeta dan memperhatikan tanda disekitar yang sudah dipasang oleh Pembina kami,
setelah jauh masuk hutan kami tersadar kalau kami 1 regu tersesat ternyata telah ada yang usil merubah arah tanda petujuknya, kami pun berusaha mencari pertolongan
berharap ada orang yang mengambil kayu bakar didalam hutan, kami teriak-teriak
tetapi tidak ada yang menjawab, kami semakin panik dan waktu sudah semakin
siang dan menginjak sore, mungkin teman-teman ku yang lain sudah sampai atau
kembali ke bumi perkemahan, tetapi regu saya masih tersesat didalam hutan, saya
dan teman-teman 1 regu mencari kepastian arah dengan melihat tanda alam sekitar, saya mencari pohon yang disisinya berlumut dan saya pastikan itu adalah arah
barat dan saya beserta 1 regu harus balik arah, setelah berjalan jauh kami
istirahat sejenak sambil membuat api, asap dari api tersebut kami buat untuk
memberi tanda bahwa meminta pertolongan dengan mengombinasikan MORSE, tidak lama
kemudian saya mendengar suara teriakan kakak Pembina yang memanggil kami,
sepontan kami kemudian juga teriak membalas panggilan tersebut, akhirnya pun
usaha kami tidak sia-sia akhirnya kami ditemukan dan diajak kembali ke Bumi
Perkemahan….
Walau mungkin sebenarnya kalaupun saya minta uang kepada ibu saya pasti dikasih, tetapi dengan membayar dengan hasil uang pencarian sendiri itu rasanya bangga luar biasa yang saya rasakan, dan saya mengerti inilah sulitnya mencari uang, orang tua kita kerja mati-matian demi menyekolahkan kita jadi pengalaman ini bisa mendorong semangat saya untuk sekolah dan belajar yang rajin.
sekian,,,
terimaksih.
+ komentar + 4 komentar
Kemangkan dunia menulis untuk Pramuka Bojonegoro. Top Markotop......
kak ajirin toww,,,biar lbih top blog nya...
Sampean joss Kak Donn! .... Lanjutkan! :)
Apanee tooww..??
Posting Komentar