HASDUK BERPOLA:“Kemah Pramuka Waktu SD”

Rabu, 06 Maret 20134komentar


HASDUK BERPOLA:“Kemah Pramuka Waktu SD”

Pertama kali saya liat poster “Film Hasduk Berpola” saya kaget kok Hasduknya ada pola barbienya,,??? Padahal itukan melambangkan bendera Merah Putih bendera Kebangsaan, itu sama saja menghina dalam pikiranku berkata, saya benar-benar penasaran segera ingin tahu apa maksut dari Film Hasduk Berpola tersebut, dan pada akhirnya kemaren pada tanggal 2 Maret 2013 saya mendapatkan kesempatan untuk melihat secara langsung dan bisa bertemu para pemain Film Hasduk Berpola dan Sutradaranya Harriz Nizam (yang juga menyutradarai Film "Surat Kecil Untuk Tuhan"), ternyata sangat luar biasa Filmnya saya sempat meneteskan air mata karna terharu, semangat rasa Nasionalismenya yang luar biasa pokoknya top markotop jos gandos,,,,aku bangga menjadi anak Pramuka. Film Hasduk Berpola bisa menunjukkan kemasyarakat bahwa anak pramuka tidak hanya bisanya menyanyi dan tepuk saja, tetapi jauh didalam diri anak Pramuka terdapat rasa Nasionalisme, yang menghargai jasa para Pahlawan yang telah memperjuangkan dengan segenap jiwa raga yang tak takut mati.
            Film itu mengingatkan saya waktu masih  bersekolah di Gugus Depan SD Negeri 1 Belun Kec. Temayang Kab. Bojonegoro, seperti biasa pada waktu hari Jum’at di Sekolahku ada extra kurikuler Pramuka, dulu waktu saya masih duduk dikelas 5 SD pada tahun 2004 yang mengajar kami atau yang membina kami adalah Kak Dumairi, Kak Rofik, Kak Cicik dan Kak Ririn, oya sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Donny Adi Hermawan sekarang biasa dipanggil Kak Donny tetapi waktu SD dulu biasa dipanggil Mawan karena saya adalah anak kembar bersaudara, saudara saya bernama Donny Adi Hertanto, okkeeyyy… aku lanjut lagi ceritanya…
            Dimusim liburan sekolah Semester 1 sekolahku mengadakan Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI) kata kakak Pembina. Kami diharuskan ikut semua dan kami bisa ikut PERSAMI dengan membayar Administrasi sebesar Rp.5000,- yang kemudian akan dikembalikan dalam bentuk buku kegiatan, ID Card dan Camilan, dengan syarat uang yang digunakan untuk membayar harus hasil jiri payah sendiri tidak boleh meminta orang tua entah bagaimana caranya yang penting uang halal bukan hasil mencuri ataupun mencopet begitu jelasnya kata kakak Pembina. Saya berfikir dari mana kami bissa mendapatkan uang segitu sedangkan saya masih anak SD, dan kami beri batas waktu 2 minggu untuk membayar.
            Akhirnya demi mengikuti PERSAMI apapun aku lakukan, aku dan teman-teman ku main mencari barang bekas atau rongso’an, wadah bekas pasta gigi, botol-botol plastic dan lain-lain saya kumpulkan sedikit demi sedikit kemudian saya jual kepada pengepul, ternyata hanya dapat uang Rp.1000,- padahal itu butuh waktu 5 hari untuk mengumpulkan barang bekas tersebut, jauh dari cukup untuk membayar kegiatan Persami, waktu tinggal 9 hari uang yang ku dapt baru Rp.1000,- saya tambah dengan tabungan uang saku ku selama 4 hari Rp.400,- jadi totalnya baru Rp.1400,- karna uang saku saya dulu Cuma Rp.100,- jadi disekolah pun saya relakan tidak jajan. Sembilan haripun terasa cepat karena disamping pagi saya harus sekolah saya juga harus membantu orang tua karna orang tua saya adalah seorang petani, tetapi aku sempatkanmencari rumput untuk pakan ternak tetanggaku, setiap karung saya dikasih upah Rp.500,- jadi setiap sore  selama 8 hari yang tiap sorenya saya mencari rumput, Alhamdulillah saya mendapatkan uang Rp.4000,-hari jum’at pun dating lagi diwaktu 2 minggu yang diberi oleh Pembina akhirnya saya dapat membayar untuk mengikuti kegiatan PERSAMI sekarang uang ku yang sudah terkumpul Rp.5400,- dan ada lebihan yang saya gunakan untuk saku.
            Perkemahanpun dilaksanakan tepat pada hari sabtu disaat liburan sekolah di Bumi Perkemahan Kedung Sumber Temayang, selain pada malam minggunya diadakan Upacara Api Unggun yang disitu kami bergembira bernyanyi bersama dan setelah kami disuruh istirahat sebentar kira-kira 1 jam kami semua dibangunkan ternyata disekitar jam 1 pagi yang masih sangat gelap itu jadwalnya adalah renungan, disaat renungan semua anak terdiam didalam kesunyian malam dan dinginnya kabut, yang terdengar hanya suara kakak Pembina dan suara jangkrik dan binatang hutan, semakin lama keheningan pun berubah menjadi suasana yang penuh dengan tangisan mendengar dan menghayati setiap kata dari kakak Pembina, kemudian pagipun datang sang surya mulai menerobos kabut-kabut tipis, sekitar jam 8 pagi hari minggu itu setelah sarapan dan lain-lain jadwalnya adalah Penjelajahan kami diberangkatkan per regu, regu saya bagian berangkat terakhir. Ternyata setelah melewati pos 1 yang penuh dengan rintangan kami ke pos 2, kemudian melanjutkan lagi ke pos 3, dalam perjalan ke pos 3 kami harus melewati sungai dan hutan dan kami juga harus mengikuti jalan yang ada dipeta dan memperhatikan tanda disekitar yang sudah dipasang oleh Pembina kami, setelah jauh masuk hutan kami tersadar kalau kami 1 regu tersesat ternyata telah ada yang usil merubah arah tanda petujuknya, kami pun berusaha mencari pertolongan berharap ada orang yang mengambil kayu bakar didalam hutan, kami teriak-teriak tetapi tidak ada yang menjawab, kami semakin panik dan waktu sudah semakin siang dan menginjak sore, mungkin teman-teman ku yang lain sudah sampai atau kembali ke bumi perkemahan, tetapi regu saya masih tersesat didalam hutan, saya dan teman-teman 1 regu mencari kepastian arah dengan melihat tanda alam sekitar, saya mencari pohon yang disisinya berlumut dan saya pastikan itu adalah arah barat dan saya beserta 1 regu harus balik arah, setelah berjalan jauh kami istirahat sejenak sambil membuat api, asap dari api tersebut kami buat untuk memberi tanda bahwa meminta pertolongan dengan mengombinasikan MORSE, tidak lama kemudian saya mendengar suara teriakan kakak Pembina yang memanggil kami, sepontan kami kemudian juga teriak membalas panggilan tersebut, akhirnya pun usaha kami tidak sia-sia akhirnya kami ditemukan dan diajak kembali ke Bumi Perkemahan….

Walau mungkin sebenarnya kalaupun saya minta uang kepada ibu saya pasti dikasih, tetapi dengan membayar dengan hasil uang pencarian sendiri itu rasanya bangga luar biasa yang saya rasakan, dan saya mengerti inilah sulitnya mencari uang, orang tua kita kerja mati-matian demi menyekolahkan kita jadi pengalaman ini bisa mendorong semangat saya untuk sekolah dan belajar yang rajin.

sekian,,,

terimaksih.
Share this article :

+ komentar + 4 komentar

7 Maret 2013 pukul 19.06

Kemangkan dunia menulis untuk Pramuka Bojonegoro. Top Markotop......

10 Maret 2013 pukul 21.36

kak ajirin toww,,,biar lbih top blog nya...

7 Oktober 2014 pukul 22.08

Sampean joss Kak Donn! .... Lanjutkan! :)

15 Oktober 2014 pukul 19.23

Apanee tooww..??

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kak Donny - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger